Kamis, 21 Juli 2011

Berbagai Karakteristik dan Jenis Gempa Bumi

Gempa bumi adalah bencana alam yang seringkali membuat korban nyawa dan harta yang sangt besar. Kemajuan teknologi canggih hanya bisa mencatat kekuatan gempa dan mempridiksi secara kasar kejadian gempa. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.

Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan
Tipe gempa bumi
1.      Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.     Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
3.     Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
4.     Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
5.     Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi
Penggolongan Gempa

Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum
1.      Gempa dalam, jika hiposentrumnya terletak 300–700 km di bawah permukaan Bumi.
2.     Gempa intermidier, jika hiposentrumnya terletak 100–300 km di bawah permukaan Bumi.
3.     Gempa dangkal, jika hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan Bumi.
Berdasarkan bentuk episentrumnya
1.      Gempa linier, jika episentrum berbentuk garis. Contoh: Gempa tektonik karena patahan.
2.     Gempa sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Contoh: Gempa vulkanik dan gempa runtuhan.
Berdasarkan letak episentrumnya:

1. Gempa daratan, jika episentrumnya di daratan.
2.Gempa laut, jika episentrumnya di dasar laut.
Berdasarkan jarak episentrumnya:
1.      Gempa setempat, jika jarak episentrum dan tempat gempa terasa sejauh kurang dari 1.000 km.
2.     Gempa jauh, jika jarak episentrumnya dan tempat gempa terasa sekitar 10.000 km.
3.     Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum dengan tempat terasa lebih dari 10.000 km
AKTIFITAS DAERAH GEMPA
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia terbagi dalam enam daerah aktivitas:
1.      Daerah Sangat Aktif
Wilayah sangat aktif memungkinkan terjadinya gempa dengan kekuatan lebih dari 8 skala Richter. Meliputi wilayah Halmahera dan lepas pantai utara Papua.
2.     Daerah Aktif
Di wilayah ini kemungkinan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala Richter sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan sunda, dan Sulawesi Barat.
3.     Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter bisa terjadi. Wilayah ini meliputi Sumatra, Kepulauan Sunda, dan Sulawesi Tengah.
4.     Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Richter mungkin terjadi. Wilayah ini meliputi pantai barat Sumatra, Jawa bagian utara, dan Kalimantan bagian timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar